MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
MAKALAH
TUGAS
ILMU BUDAYA DASAR
Nama
Kelompok : 1. Bobby Valentino (11115388)
2.
Gerald Abdullah (12115850)
3.
Muhamad Wildan Fadil (14115436)
4.
M Giffari Muslim (13115929)
5.
Nabila Iffatus Suadah (14115884)
6. Nur Aini Senjani (15115165)
7. Sandi Alian Darmawan (16115366)
8. Jamal Eka Priyogo (13115522)
Kelas : 1KA23
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar
....................................................................................
i
Daftar
Isi
.............................................................................................
ii
Bab
I Pendahuluan
..............................................................................
1
- Latar Belakang .................................................................... 1
- Tujuan ................................................................................. 1
Bab
II Pembahasan
.............................................................................
2
2.1
Landasan Teori
................................................................... 2
2.2
Adat atau Kebudayaan
........................................................ 3
2.3
Unsur – unsur Kebudayaan
................................................. 3
2.4
Nilai Budaya
.......................................................................
6
2.5
Tradisi Pernikahan
.............................................................. 7
2.6
Kaitan Dengan Cinta Kasih
............................................... 9
2.7
Wawancara
.........................................................................
10
Bab
III Kesimpulan dan Saran
........................................................... 12
3.1
Kesimpulan
........................................................................
12
3.2
Saran
...................................................................................
12
Daftar
Pustaka
.....................................................................................
13
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmatnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Ilmu Budaya Dasar”. Ata dukungan moral dan
materil yang diberikan sehingga kami dapat meyusunnya dengan baik.
Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menambah lebih baik lagi.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sagat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Jakarta,
15 April 2016
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Indonesia
merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Kebudayaan
merupakanhasil cipta, rasa, karsa manusia yang menjadi sumber
kekayaan bagi bangsa indonesia. Begitu banyak macam – macam
kebudayaan sosial, politik,organisasi, dan budaya masyarakat.
Termasuk dalam hal ini adat dan kebudayaan masyarakat sunda.
Kebudayaancultuur
(bahasa
Belanda), culture
(bahasa
inggris), berasal dari perkataan latin “colere” yang berarti
mengolah, mengerjakan menyuburkan dan mengembangkan, terutama
mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti
culture sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengubah dan
mengolah alam.
Adat
adalah aneka kelaziman dalan suatu negeri yang mengikuti pasang naik
dan pasang surut situasi masyarakat. Sedangkan kebudayan adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi, dan budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, termasuk agama, adat istiadat, bahasa,
pakaian, bangunan, dan karya seni.
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia kata budaya memiliki arti pikiran akal
budi, sedangkan kebudayaan yaitu: hasil kegiatan dan penciptaan batin
(akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
Mengenai
definisi kebudayaan, banyak sarjana-sarjana ilmu sosial yang
menerangkan tentang kebudayaan yang dikemukakan oleh dua orang
sarjana Antropologi yaitu: A.L.Kroeber dan C. Cluchon yang pernah
mengumpulkan sebanyak mungkin tentang definisi faham kebudayaan yang
termaktub dalam banyak buku dan yang berasal dari banyak pengarang
dan sarjana. Clukchon dan Wh Kelly mencoba merumuskan definisi
tentang kebudayaan sebagai hasil Tanya jawab dengan para ahli
antropologi, sejarah, hukum, psikologi yang implisit, eksplisit,
rasional, irasional yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman
yang potensial bagi tingkah laku manusia.
Pada
dasarnya kebudayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan setiap
suku yang menjadikan suatu budaya itu berkembang. Bahkan, kondisi
suatu masyarakat yang menciptakan kebudayaan itu banyak dipengaruhi
oleh kultur daerah tersebut. Begitu pula kebudayaan suku Sunda yang
kaya akan keanekaragamannya banyak dipengaruhi oleh faktor
lingkungan di tataran sunda.
- Tujuan
- Sebagai pembelajaran kami tentang kebudayaan indonesia khususnya budaya sunda.
- Dapat memahami bagaimana sistem kebudayaan sunda.
- Mengetahui prosesi pernikahan menggunakan adat sunda.
- Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (Softskill)
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Landasan Teori
- Menurut Koentjaraningrat kebudayaan secara umum terdapat dalam buku yang berjudul Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan karya Koentjaraningrat (2000), dalam buku tersebut disebutkan bahwa kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari Buddhi dan mempunyai arti “budi” atau “akal”. Dari asal katanya tersebut, dapat diartikan bahwa kebudayaan adalah segala sesuatu yang bersangkutan dengan budi dan akal. , Koentjaraningrat berpendapat tentang definisi dari kebudayaan, yaitu:
“Kebudayaan adalah
keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakannya
dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu”
(2000: 9).
Dari pendapat Koentjaraningrat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan merupakan hasil karya dari pemikiran manusia yang berguna untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya dan merupakan cara manusia untuk berhubungan dengan masyarakat di sekitarnya. Kemampuan manusia dalam beradaptasi dengan lingkungannya untuk bisa bertahan hidup tersebut, diperoleh dengan cara pembelajaran.
- Menurut MacIver yang dikutip oleh Soekanto (1990) dalam buku yang berjudul Sosiologi Suatu Pengantar.
“Kebudayaan
merupakan ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara-cara hidup dan
berpikir, pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama, rekreasi, dan
hiburan” (1990: 304).
Dengan kata lain konsep kebudayaan mencakup semua yang diperoleh dan dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat, kebudayaan itu mencakup cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan, dan bertindak. Kebudayaan sangat berguna bagi manusia, yaitu untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan manusia dengan manusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan dan pikiran manusia.
Dengan kata lain konsep kebudayaan mencakup semua yang diperoleh dan dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat, kebudayaan itu mencakup cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan, dan bertindak. Kebudayaan sangat berguna bagi manusia, yaitu untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan manusia dengan manusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan dan pikiran manusia.
- Menurut Soekmono diatas diperdalam lagi oleh Paul. B. Horton dan Chester. L. Hunt (1991) dalam bukunya yang berjudul Sosiologi jilid I, dalam pembahasan mengenai konteks kebudayaan pada buku tersebut, dijelaskan bahwa kebudayaan nonmateri merupakan cikal bakal dari kebudayaan materi. Kebudayaan yang bersifat materi atau kebendaan muncul dari suatu gagasan, dan gagasan tersebut merupakan bagian dari kebudayaan nonmateri. Selain itu, dalam buku ini juga dijelaskan tentang kebudayan sebagai suatu sistim norma, dalam suatu kebudayaan terdapat berbagai macam aturan yang mencerminkan pola kehidupan dan asusila masyarakat pendukung kebudayaan tersebut, seperti kebiasaan, tata kelakuan, lembaga, hukum, dan nilai yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.
2.2 Adat atau
Kebudayaan
Adat
Istiadat adalah tata kelakuan yang kekal dan turun-temurun dari
generasi satu ke generasi lain sebagai warisan sehingga kuat
integrasinya dengan pola perilaku masyarakat Pada umumnya menyangkut
tentang unjuk rasa seni budaya masyarakat, seperti acara-acara
keramaian anak negeri, seperti pertunjukan randai, saluang, rabab,
tari-tarian dan aneka kesenian yang dihubungkan dengan upacara
perhelatan perkawinan, pengangkatan penghulu maupun untuk menghormati
kedatangan tamu agung. Adat
istiadat semacam ini sangat tergantung pada situasi sosial
ekonomi masyarakat. Bila
sedang panen baik biasanya megah meriah, begitu pula bila keadaan
sebaliknya.
Adat adalah
gagasan kebudayaan yang
terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan,
dan hukum
adat yang
lazim dilakukan di suatu daerah.Suku
Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau
Jawa, Indonesia, dari Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa hingga
sekitar Brebes (mencakup wilayah administrasi propinsi Jawa Barat,
Banten, sebagian DKI Jakarta, dan sebagian Jawa Tengah. Jawa Barat
merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia.
Secara
antropologi budaya dapat dikatakan, bahwa yag disebut suku
sunda
ialah orang_orang yang secara turun temurun menggunakan bahasa ibu
bahasa sunda serta dialeknya dalam kehidupan sehari_hari, dan berasal
serta bertempat tinggal di daerah jawa barat, daerah yang sering
disebut tanah Pasundan atau Tatar Sunda. Dalam hubungannya dengan
kehalusan bahasa sering dikemukakan, bahwa bahasa Sunda yang murni
dan yang halus ada didaerah Priangan, seperti di daerah kabupaten
Ciamis, Tasik Malaya, Garut, Bandung, Sumedang, Sukabumi dan Cianjur.
Sedangkan bahasa Sunda yang dianggap agak kurang halus adalAh bahasa
Sunda di dekat pantai utara, misalnya di daerah Banten, Krawang,
Bogor dan Cirebon.
2.3
UNSUR
UNSUR KEBUDAYAAN
- Sistem Kepercayaan
Hampir semua orang Sunda
beragama Islam. Hanya sebagian kecil yang tidak beragama Islam,
diantaranya orang-orang Baduy yang tinggal di Banten Tetapi juga ada
yang beragama Katolik, Kristen, Hindu, Budha. Praktek-praktek
Sinkretis medan mistik masih dilakukan. Pada dasarnya seluruh
kehidupan orang Sunda ditujukan untuk memelihara keseimbangan alam
semesta.Keseimbangan magis dipertahankan dengan upacara-upacara adat.
- Mata Pencaharian
Suku Sunda umumnya hidup
bercocok tanam. Kebanyakan tidak suka merantau atau hidup berpisah
dengan orang-orang sekerabatnya. Kebutuhan orang Sunda terutama
adalah hal meningkatkan taraf hidup. Menurut data dari BAPPENAS
(kliping Desember 1993) di Jawa Barat terdapat 75% desa miskin.
Secara umum kemiskinan di Jawa Barat disebabkan oleh kelangkaan
sumber daya manusia. Maka yang dibutuhkan adalah pengembangan sumber
daya manusia yang berupa pendidikan, pembinaan, dll.
Mata
pencaharian pokok masyarakat jawa barat adalah:
- Bidang Perkebunan : Teh, Kelapa sawit, Karet, dan Kina.
- Biadang Pertanian : Padi, Palawija, dan Syur-mayur.
- Bidang Perikanan : Tambak Udang, dan Perikanan Ikan Payau.
Selain bertani,
berkebun dan mengelolo perikanan ada juga yang bermata pencaharian
sebagai Pedagang, Pengrajin, Peternak dan Nelayan.
- Pakaian Adat
Suku sunda mempunyai pakaian
adat/tradisional yang sangat terkenal, yaitu kebaya. Kebaya merupakan
pakaian khas Jawa Barat yang sangat terkenal, sehingga kini kebaya
bukan hanya menjadi pakaian khas sunda saja tetapi sudah menjadi
pakaian adat nasional. Itu merupakan suatu bukti bahwa kebudayaan
daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional.
- Kesenian
A.
Wayang Golek
Wayang Golek
merupakan kesenian tradisional dari Jawa Barat yaitu kesenian yang
menapilkan dan membawakan alur sebuah cerita yang bersejarah. Wayang
Golek ini menampilkan golek yaitu semacam boneka yang terbuat dari
kayu yang memerankan tokoh tertentu dalam cerita pawayangan serta
dimainkan oleh seorang Dalang dan diiringi oleh nyanyian serta
iringan musik tradisional Jawa Barat yang disebut dengan degung.
B.
Jaipong
Jaipong merupakan
tarian tradisional dari Jawa Barat, yang biasanya menampilkan penari
dengan menggunakan pakaian khas Jawa Barat yang disebut kebaya, serta
diiringi musik tradisional Jawa Bart yang disebut Musik
Jaipong. Jaipong ini biasanya dimainkan oleh satu orang atau
sekelompok penari yang menarikan berakan – gerakan khas tari
jaipong.
C.
Degung
Degung merupakan
sebuah kesenian sunda yang biasany dimainkan pada acara hajatan.
Kesenian degung ini digunakan sebagai musik
pengiring/pengantar. Degung ini merupakan gabungan dari
peralatan musik khas Jawa Barat yaitu, gendang, goong, kempul, saron,
bonang, kacapi, suling, rebab, dan sebagainya.
D.
Rampak Gendang
Rampak Gendang
merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Barat. Rampak Gendang ini
adalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan
menggunakan irama tertentu serta menggunakan cara-cara tertentu untuk
melakukannya, pada umumnya dimainkan oleh lebih dari empat orang yang
telah mempunyai keahlian khusus dalam menabuh gendang. Biasanya
rampak gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acara ritual.
E.
Calung
Di daerah Jawa Barat
terdapat kesenian yang disebut Calung, calung ini adalah kesenian
yang dibawakan dengan cara memukul/mengetuk bambu yang telah dipotong
dan dibentuk sedemikian rupa dengan pemukul/pentungan kecil sehingga
menghasilkan nada-nada yang khas. Biasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih.
F.
Pencak Silat
Pencak silat
merupakan kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yang kini
sudah menjadi kesenian Nasional. Pada awalnya pencak Silat ini
merupakan tarian yang menggunakan gerakan tertentu yang gerakannya
itu mirip dengan gerakan bela diri. Pada umumnya pencak silat ini
dibawakan oleh dua orang atau lebih, dengan memakai pakaian yang
serba hitam, menggunakan ikat pinggang dari bahan kain yang diikatkan
dipinggang, serta memakai ikat kepala dari bahan kain yang orang
sunda menyebutnya Iket. Pada umumnya kesenian pencaksilat ini
ditampilkan dengan diiringi oleh musik yang disebut gendang penca,
yaitu musik pengiring yang alat musiknya menggunakan gendang dan
terompet.
G.
Sisingaan
Sisingaan merupakan
kesenian yang berasal dari daerah Subang Jawa barat. Kesenian ini
ditampilkan dengan cara menggotong patung yang berbentuk seperti
singa yang ditunggangi oleh anak kecil dan digotong oleh empat orang
serta diiringi oleh tabuhan gendang dan terompet. Kesenian ini
biasanya ditampilkan pada acara peringatan hari-hari bersejarah.
H.
Kuda Lumping
Kuda Lumping
merupakan kesenian yang beda dari yang lain, karena dimainkan dengan
cara mengundang roh halus sehingga orang yang akan memainkannya
seperti kesurupan. Kesenian ini merupakan kesenian yang dalam
memainkannya membutuhkan keahlian yang sangat husus, karena merupakan
kesenian yang cukup berbahaya.
I.
Bajidoran
Bajidoran merupakan
sebuah kesenian yang dalam memainkannya hampir sama dengan permainan
musik modern, cuma lagu yang dialunkan merupakan lagu tradisional
atau lagu daerah Jawa Barat serta alat-alat musik yang digunakannya
adalah alat-alat musik tradisional Jawa Barat seperti Gendang, Goong,
Saron, Bonang, Kacapi, Rebab, Jenglong serta Terompet. Bajidoran
ini biasanya ditampilkan dalam sebuah panggung dalam acara pementasan
atau acara pesta.
J.
Cianjuran
Cianjuran merupakan
kesenian khas Jawa Barat. Kesenian ini menampilkan nyanyian yang
dibawakan oleh seorang penyanyi, lagu yang dibawakannya pun merupakan
lagu khas Jawa Barat. Masyarakat Jawa Barat memberikan nama lain
untuk nyanyian Cianjuran ini yaitu Mamaos yang artinya bernyanyi.
K.
Kacapi Suling
Kacapi suling adalah
kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yaitu permainan alat
musik tradisional yang hanya menggunakan Kacapi dan Suling. Kacapi
suling ini biasanya digunakan untuk mengiringi nyanyian sunda yang
pada umumnya nyanyian atau lagunya dibawakan oleh seorang penyanyi
perempuan, yang dalam bahasa sunda disebut Sinden.
L.
Reog
Di daerah Jawa Barat
terdapat kesenian yang disebut Reog, kesenian ini pada umumnya
ditampilkan dengan bodoran, serta diiringi dengan musik tradisional
yang disebut Calung. Kesenian ini biasanya dimainkan oleh beberapa
orang yang mempunyai bakat melawak dan berbakat seni. Kesenian ini
ditampilkan dengan membawakan sebuah alur cerita yang kebanyakan
cerita yang dibawakan adalah cerita lucu atau lelucon.
- Ritual Khas Jawa Barat
Pelabuhan
Ratu, itulah nama pantai yang terletak kurang lebih 60 km arah
selatan Kota Sukabumi ini. Pantai ini merupakan salah satu obyek
wisata kebanggaan Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Obyek
wisata ini cukup terkenal berkat panorama alamnya yang indah,
udaranya yang sejuk, dan hamparan pasirnya yang luas.Di samping
keindahan alamnya, Pantai Pelabuhan Ratu juga terkenal dengan pesta
laut, yaitu melarungkan kepala kerbau dan sesaji lainnya ke tengah
laut. Tradisi ini diselenggarakan oleh para nelayan setempat setiap
tanggal 5 April setahun sekali. Tradisi ini merupakan ungkapan rasa
syukur kepada Tuhan atas anugerah yang telah diberikan berupa hasil
tangkapan ikan. Acara pesta laut ini biasanya disertai pula dengan
berbagai kegiatan seperti bakti sosial, lomba-lomba, dan pementasan
hiburan (wayang, dangdut, drumband, tari-tarian, dan lain-lain).
Tradisi ini berlangsung selama 2 hari satu malam. Untuk mengikuti
acara tersebut tidak dipungut biaya.
- Sistem Kekerabatan
Sistem keluarga dalam
suku Sunda bersifat parental, garis keturunan ditarik dari pihak ayah
dan ibu bersama.Dalam keluarga Sunda, ayah yang bertindak sebagai
kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama
Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat suku Sunda dikenal
adanya pancakaki yaitu sebagai istilah-istilah untuk menunjukkan
hubungan kekerabatan. Dicontohkannya, pertama, saudara yang
berhubungan langsung, ke bawah, dan vertikal. Yaitu Anak, Incu
(cucu), buyut (piut), bao, canggahwareng atau Janggawareng,
Udeg-Udeg,Kaitsiwur atau Gantungsiwur Kedua, saudara yang berhubungan
tidak langsung dan horizontal seperti anak paman, bibi, atau Uwak,
anak saudara kakek atau nenek, anak saudara piut. Ketiga, saudara
yang berhubungan tidak langsung dan langsung serta vertikal seperti
keponakan anak kakak, keponakan anak adik, dan seterusnya. Dalam
bahasa Sunda dikenal pula kosa kata sajarah dan (salsilah, silsilah)
yang maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dan silsilah
dalam bahasa Indonesia. Makna sajarah adalah susun galur/garis
keturunan.
- Bahasa
Bahasa
Sunda mengenal adanya tingkatan dalam Bahasa yang disebut Unda-Usuk
yaitu tata cara berbahasa untuk mebedakan golongan usia dan status
social.
- Bahasa Sunda Lemas (halus) yang digunakan untuk berbicara kepada orang tua, orang yang dituakan atau yang disegani.
- Bahasa Sunda Sedang yang digunakan antara orang yang setaraf, baik usia maupun status sosialnya.
- Bahasa Sunda Kasar yang digunakan oleh atasan kepada bawahan, atau kepada orang yang status sosialnya lebih rendah.
Dalam
Bahasa Sunda terdapat pengejan huruf vocal E yang berbeda sesuai
dengan tanda baca.Contoh :e, è dan eu.
- Ilmu Pengetahuan
Dalam era
globalisasi saat ini kemajuan teknologi sangatlah bagus, hal itu
tantu sangat membantu untuk meberikan fasilitas yang cukup memadai
dalam pengetahuan dan informasi memudahkan masyarakat
untukmemilih intitusi atau lembaga pendidikan yang akan mereka masuki
dalam berbagai jenjang dari mulai tingkat Sekolah Dasar bahkan hingga
tingkat Perguruan Tinggi. Pada saat ini disetiap ibukota kabupaten
telah tersedia Universitas-universitas, Fakultas-fakultas dan
Cabang-cabang Universitas, seperti ITB, UPI, UNPAD yang ada di
Bandung. g.
- Teknologi
Seiring dengan
berkembangnya zaman, kini hasil-hasil pengembangan teknologi sangat
membantu masyarakat sunda dalam kegiatannya sehari-hari serta mudah
untuk didapat.Seperti alat-alat yang digunakan untuk pertanian yang
pada zaman dulu masih trdisional, kini terlah berubah mengunakan
alat-alat yang modern serta canggih seperti traktor untuk membajak
sawah, penggilingan padi. Selain itu juga sudah terdapat alat
komunikasi dan barang elektronik yang modern, canggih serta mutakhir.
Sehingga memudahkan dalam pemasaran produk-produk yang dihasilkan.
2.4Nilai dan budaya
Kebudayaan Sunda
memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dari
kebudayaan–kebudayaan lain. Secara umum masyarakat Jawa Barat atau
Tatar Sunda, dikenal sebagai masyarakat yang lembut, religius, dan
sangat spiritual. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo
silih
asih, silih asah dan silih asuh;
saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), saling
menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi
ilmu), dan saling melindungi (saling menjaga keselamatan). Selain itu
Sunda juga memiliki sejumlah nilai-nilai lain seperti kesopanan,
rendah hati terhadap sesama, hormat kepada yang lebih tua, dan
menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada kebudayaan Sunda
keseimbangan magis di pertahankan dengan cara melakukan
upacara-upacara adat sedangkan keseimbangan sosial masyarakat Sunda
melakukan gotong-royong untuk mempertahankannya.
Meniliki nilai
budaya yang tinggi, budaya Sunda dicirikan dengan telah dikenalnya
budaya tulis semenjak zaman dahulu. Pesan-pesan para leluhur Sunda
tersebut menunjukkan bahwa makna yang dimiliki dari budaya Sunda
tergolong kedalam makna nilai yang tinggi dan strategis serta sangat
dihormati oleh masyarakatnya. Pesan moral yang awalnya terbatas hanya
untuk masyarakat kerajaan Sunda ternyata memiliki nilai yang bersifat
universal yang dapat juga dijadikan panutan oleh masyarakat di luar
etnis Sunda agar kita selalu bersikap baik memperlakukan alam. Karena
secara nurani setiap komunitas makhluk hidup termasuk manusia, siapa
dan seberapapun kecilnya selalu membutuhkan tatanan kehidupan yang
seimbang, selaras dan harmonis.
- Nilai Religius
Dalam perjalanannya
nilai-nilai tradisi dan religius masyarakat Sunda terus mengalami
proses perkembangan sesuai dengan perubahan zaman. Agama Islam yang
merupakan agama mayoritas masyarakat Sunda saat ini. Dalam
aplikasinya, perkembangan keagamaan seperti yang terjadi pada
masyarakat Sunda sebenarnya merupakan proses perkembangan dari
mitos-mitos masyarakat yang pada intinya selalu mencari bentuk
hubungan yang seimbang antara keberadaan manusia dengan lingkungan
alamnya.
2.5
Tradisi Pernikahan
- Pra Pernikahan
1.
Neundeun Omong
Bila seorang pria
atau orang tua dari pria bermaksud untuk mempersunting seorang gadis,
maka gadis itu akandiselidiki lebih dulu keadaannya, apakah ia masih
bebas atau belum ada yang meminang.Apabila ternyata si gadis belum
ada yang memiliki atau tanda.
- tanda setuju, maka pembicaraan akan meningkat terus (serius). Setelah ada persetujuan antara dua belah pihakorang tua barulah anak.
- anak yang bersangkutan (pria dan gadis) diberi tahu. Hal ini dilakukan karena pada zaman dahulu pernikahan dilangsungkan atas kehendak orang tua, sehingga tidak sedikit terjadi pernikahan dimana kedua mempelai sebelumnya tidak saling mengenal.
2.
Narosan(melamar)
Narosanadalah tindak
lanjut daripada neundeun omong, pada kunjungan kedua yang telah
ditentukan dan disepakati oleh kedua pihak. Maka orang tua calon
pengantin pria beserta keluarga terdekat. Pada pelaksanaannya orang
tua anak laki-laki biasanya sambil membawa barang - barang.
3.
Seserahan
Seserahanadalah
penyerahan calon pria dengan membawa peralatan atau perlengkapan
untuk pernikahan. Sebagai kelanjutan dari narosanatau ngelamarpihak
orang tua calon pengantin pria mulai mempersiapkan kepada piahak
calon mempelai wanita, antara lain uang yang sebesar 10 kali lipat
dari uang yang dibawa pada narosanatau ngelamar, pakaian, makanan,
dan lain-lain. Begitu juga seballiknya dari pihak calon pengantin
wanita menyerahkan sesuatu kepada pihak calon pengantin pria.
4.
Ngecangkeun aisan
Upacara ini biasa
dilaksanakan sehari sebelum acara resepsi pernikahan dilaksanakan,
upacara inidiselenggarakan di kediaman calon pengantin perempuan.
Upacara ini dilaksanakan sebagai simbol lepasnya tanggung jawab kedua
orang tua calonpengantin.
5.
NgarasUpacara
Ngarasartinya
membasuh kedua telapak kaki orang tua sebagai tanda berbakti kepada
orang tua. Pelaksanaan upacara ini dilaksanakan setelah upacara
ngecagkeun aisan.
6.
Siraman
Upacara siraman,
artinya memandikan calon pengantin perempuan dengan air yang telah
dicampur dengan air bunga tujuh rupa (7 macam bunga wangi). Maksud
dari upacara
iraman
adalah sebagai simbol bahwa untuk menuju sebuah mahligai rumah tangga
yang
suci
harus pula diawali dengan tubuh serta niat yang suci pula.
7.
Ngerik
Setelah melaksanakan
upacara siraman rangkaian upacara selanjutnya yaitu, ngerik
ataungeningan. Yaitu mengerik bulu-bulu yang berada di sekitar wajah
supaya hasil riasannya baik.
8.
Ngeuyeuk Seureuh
14Prosesi ngeuyeuk
seureuhini dilakukan setelah prosesi ngerik di lakukan adapun maksud
dan tujuan ngeuyeuk seureuh, yaitu:
•Memberikan
kesempatan kepada calon mempelai untuk meminta izin kepada orang tua
masing-masing, disertai do’a restu dari orang tua kepada
putra-putrinya dengan disaksikan oleh sanak Saudaranya dan dilakukan
dengan sehidmat-hidamatnya.
•Setelah itu kedua
orang tua memberikan nasihat kepada calon mempelai melalui
benda-benda yang terdapat pada alat-alat yang ada atau alat-alat
ngeuyeuk seureuh.Acara nyeuyeukseureuhbiasanya dihadiri oleh kedua
calon pengantin beserta dengan keluarganya, yang dilaksanakan pada
malam hari sebelum acara akad nikah(Thomas Wiyasa Bratawidjadja,
Upacara Pernikahan Adat Sunda, 2002).
- Upacara Pernikahan Adat Sunda (akad)
1.
Penjemputan calon pengantin pria
Penjemputan calon
pengantin pria dilakukan oleh utusan dari pihak calon pengantin
wanita, setelah siap segala sesuatunya untuk pelaksanaan akad nikah
dan sesuai dengan waktu yangtelah ditentukan, atau disepakati bersama
maka pihak calon pengantin wanita mengirim utusan untuk menjemput
calon pengantin pria. 15Dan tugas ini sebaiknya tidak dibebankan
keapada seorang pemuda (anak muda) karena kurang berwibawa.
2.
Penyerahan calon pengantin pria
Yang mewakili
pemasrahan calon penganti pria biasanya diwakilkan kepada orang yang
dituakan (ahli berpidato). Dan Yang menerima dari perwakilan calon
pengantin perempuan juga biasanya diwakilkan.
3.
Akad nikah
Setelah penghulu dan
saksi duduk di tempat masing-masing, maka calon pengantin wanita
diambil dari kamar pengantin oleh orang tuanya atau ayahnya dan
didudukan disamping kiri calon pengantin pria. Sebelum ijab (akad
nikah) dimulai, kedua calon pengantin dikerudungi tiung panjang atau
tudung berwarna putih, ini melambangkan penyatuan dua insane yang
masih murni, lahir maupun batin.Kerudung atau tudung berwarna putih
boleh dibuka apabila akad nikah sudah selesai, setelah selesai
upacara akad nikah dilakukan kedua calon pengantin yang sudah resmi
mnjadi pengantin baru, dipersilahkan berdiri untuk serah terima mas
kawin dan menerima buku nikah masing-masing.Kemudian pengantin pria
melakukan pemasangan cincin kawin yang dipakaikan pada jari manis
pengantin wanita dan juga sebaliknya, pengantin wanita memasangkan
cincin pada jari manis pengantin pria.
4.
Menyerahkan mas kawin
5.
Sungkeman
Acara selanjutnya
adalah munjungan oleh kedua pengantin kepada para petugas KUA, yang
diteruskan dengan sembah sungkem meminta do’a restu kepada orang
tua pengantin wanita, lalu kepada orang tua pengantin pria
- Upacara Pernikahan Adat Sunda (setelah akad)
- Sawer Pengantin
Kata sawerberasal
dari kata panyaweran, yang dalam bahasa Sunda berarti tempat jatuhnya
air dari atap rumah atau ujung genting bagian bawah. Mungkin kata
sawer ini diambil dari tempat berlangsungnya upacara adat tersebut
yaitu panyaweran.
2.Nincak
endog(menginjak telur)
Mengandung simbol
keperawanan dan benih artinya agar pengantin perempuan bisa
memberikan keturunan yang baik.
3.
Meuleum harupat(membakar lidi)
Mengandung maksud
bahwa dalam memecahkan suatu permasalahan janganpunya sifat seperti
harupatyang mudah patah tetapi harus dengan pikiran
yangbijaksana.Pelaksanaannyayaitu kedua mempelai memegang
harupatsaling berhadapan dan langsung mematahkannya.
- Buka pintu
Diawali mengetuk
pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari
dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan pintu
dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan.
- Huap lingkung
Setelah buka pintu
dilaksanakan kedua mempelai dipertemukan, dan dibawa ke kamar
pengantin untuk melaksanakan upacara huap lingkung. Perlengkapan yang
harus disediakan seperti: bekakak ayam,nasi kuning, dan lain-lain.
- Melepaskan sepasang burung merpati
Upacara ini
mengandung maksud bahwa kedua mempelai akan mengarungidunia baru
yaitu dunia rumah tangga.
- Numbas
Upacara numbasbiasa
dilaksanakan satu minggu setelah akad nikah.Upacara numbasmengandung
maksud untuk memberi tahu kepada keluarga dan tetangga bahwa
pengantin
perempuan
“tidak mengecewakan“ pengantin laki-laki. Upacara numbas
dilakukan dengan cara membagi-bagikan nasi kuning.
2.6 Kaitan Dengan Cinta Kasih
Kaitannya dengan cinta kasih. Pernikahan adat sunda adalah suatu rangkaian yang dilakukan sepasang kekasih untuk menghalalkan semua perbuatan yang berhubungan dengan kehidupan suami istri dalam membentuk keluarga yang sakinah, mawadah, dan warohmah. Dalam melakukan prosesi pernikahan, orang sunda melakukan banyak prosesi pada saat lamaran, akad nikah, dan resepsi.
2.7
Wawancara
Kami
: assalamualaikumwr. Wb, siang nek. Nenek dibesarkan di daerah mana
?
Nenek :
walaikumsalam.wr.wb
Nenek :
di cimahi ,kabupaten bandung.
Kami :
coba bisa diceritakan bagaimana adat sunda dalam pernikahan?
Nenek :
ada 8 tahapan dalam pernikahan adat sunda. pertama, nendeunomong. Ini
adalah pembicaraan dari pihak mempelai untuk melamar gadis sunda.
Kami :
selanjutnya apalagi?
Nenek :
selanjutnya tahap kedua, lamaran dimana pihak keluarga laki-laki
membicarakan waktu dan hari yang tepat untuk melangsungkan
pernikahan.
Kami :
abis lamaran langsung nikah nek?
Nenek :
tunggu sebentar ya nak,nenek ambil cai dulu.
Kami :iya,
Nek silahkan
Nenek :nenek
lanjutin yah?
Kami :
iya nek silahkan
Nenek :
oke selanjutnya tahap ke 3, tunangan disini pihak pria menyerahkan
ikat pinggang warna pelangi atau polos pada si gadis lalu, tahap ke
empat, seserahan biasanya dilakukan 3-7 hari sebelum pernikahan.
Calon pengantin pria membawa uang, pakaian, alat – alat rumah
tangga, makanan dll
Kelima, tahap
Ngeuyeukseureuh tapi jika
ngeuyeukseureuh tidak dilakukan, maka seserahan dilaksanakan sesaat
sebelum akad nikah. Jika dilakukan maka ada 8 tahapan dalam
ngeuyeukseureuh, yaitu :
1. Dipimpin
Pengeuyeuk.
2. Pengeuyekmewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepada kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
3. Diiringi lagu kidung oleh Pangeuyeuk
4. Disawer beras, agar hidup sejahtera.
5. Dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih saying dan giat bekerja.
2. Pengeuyekmewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepada kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
3. Diiringi lagu kidung oleh Pangeuyeuk
4. Disawer beras, agar hidup sejahtera.
5. Dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih saying dan giat bekerja.
6. Membuka kain
putih penutup pengeuyeuk.
7. Membelah mayang
jambe dan buah pinang (oleh
calon pengantin pria).
8. Menumbukkan
alu kedalam lumping
Selanjutnya tahap
Keenam, tahap Membuat Lungkun.
Kedepalan,
tahapUpacarapernikahan, dalamtahappernikahanada 9 tahapan:
1. Penjemputan
calon pengantin pria
2. Ngabageakeun
3.
Akad nikah
4. Sungkeman,
5. Wejangan
6.
Saweran
7. Meuleumharupat
8. Nincakendog
(menginjak telur)
9. MukaPanto
(buka
pintu)
Nenek :
udah paham belum nak?
Kami :
sudah nek, makasih ne atas pejelasannya
Nenek :
sami-sami, semoga bermanfaat yah
Kami :
iyah, terima kasih atas waktunya ya nek. Assalamualaikum wr.wb.
Nenek :
waalaikumsalam wr.wb.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
- KESIMPULAN
Kebudayaan Indonesia
sangat beragam, apalagi jika kita pelajari semua nya kita bisa
menemukan perbedaan yang sangat mencolok dari setiap kebudayaan
tersebut, baik dalam aspek sosial, kebudayaan dan lain-lain.
Kebudayaan sunda merupakan salah satu kebudayaan dari berbagai
kebudayaan yang ada di indonesia, dengan kita mempelajarinya kita
bisa tau bahwa kebudayaan itu telas ada jauh sebelum kita dilahirkan.
Budaya sunda memiliki ragam kesenian, adat istiadat, bahasa, dan
lainnya yang perlu kita jaga keasliannya. Dan juga kebudayaan sunda
termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di indonesia yang tartua.
- SARAN
Adapun
saran yang dapat kami sampaikan adalah bahwa masyarakat sunda jangan
sampai adat dan kebudayaan yang ada dihilangkan atau dilupakan. Kita
harus memahami tentang adat dan kebudayaan kita. Kita juga harus
memahami seberapa penting adat, dan budaya bagi kehidupan masyarakat,
guna tercapai hidup yang lebih baik, sebagaimana orang – orang
sebelum kita menjaga adat dan kebudayaannya, maka dari itu marilah
kita sama – sama kita menjaganya.
Selain
itu kami juga menyarankan untuk menerapkan apa yang baik dari makalah
ini dan juga mengingatkan kami apa yang dianggap pembaca kurang baik
dari makalah ini. Makalah ini juga masih banyak memiliki kekurangan,
untuk itu kami menyarankan agar makalah ini bisa disempurnakan baik
dari cara penulisan maupun pda struktur pembahasan.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar